Daftar Hadir

Selasa, 03 Desember 2013

Rupiah Terus Melemah

Fadli Zon, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra angkat suara mengenai nilai tukar rupiah jatuh ke tingkat paling rendah Rp12.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Angka ini menyamai saat krisis keuangan global 2008..
Bedanya, pada 2008, kemerosotan nilai rupiah karena faktor eksternal. Pada 2013 lebih disebabkan persoalan ekonomi domestik yang tergambar dalam neraca pembayaran dan sebagian lainnya karena faktor eksternal.
Kata Fadli, skenario ini diperburuk kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat melakukan pengurangan stimulus perekonomian (tapering off) dan tingginya ekspektasi inflasi.
Ditambah lagi, cadangan devisa pun turun dari $112 milyar pada Desember 2012 menjadi $95 milyar pada September 2013.
Mencermati itu semua, menurut Fadli, perbaikan struktur perekonomian harus diarahkan pada usaha memperkuat daya tahan agar tak tergantung eksternal dan meningkatkan daya saing.
"Banyak faktor berkontribusi pada lemahnya daya saing. Mulai dari masalah infrastruktur, korupsi, kemiskinan dan pengangguran," ungkap Politisi Gerindra ini kepada Tribunnews.com, Selasa (3/12/2013).
Untuk itu, dia tegaskan, pemerintah harus memikirkan opsi darurat yaitu menutup rezim devisa bebas dengan devisa tertutup untuk sementara waktu.
"Open capital account rawan terhadap krisis. Perlu keberanian bertindak dan tak menyerahkan persoalan ekonomi pada pasar saja. Saatnya getting intervention right, campur tangan yang benar," tuturnya.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi 2013 Indonesia melambat. Ekspor turun dan permintaan domestik melemah. Neraca perdagangan, yang selama ini selalu surplus, bahkan saat krisis ekonomi 1997-1998, pada Januari - Juli 2013 defisit sebesar $5,65 M. Defisit neraca perdagangan memperbesar defisit transaksi berjalan pada 2012 hingga mencapai $24,2 milyar.
"Ini defisit terbesar dalam sejarah perekonomian kita. Pada 2013, defisit transaksi berjalan diperkirakan lebih besar lagi karena Januari - September 2013, angka defisit mencapai $24,3 milyar. Bandingkan dengan defisit transaksi berjalan waktu krisis 1997 hanya $4,9 miliar," jelasnya.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar